Benarkah Kalimat “Assalamualaikum “ Ada Yang Mengancam


Tahukah Anda - Mengucapkan salam yang benar dengan bacaan “Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh” atau dalam kondisi yang wajar biasa disingkat menjadi “Assalamu’alaikum”. Ucapan ini lebih punya power dibanding sekadar say hello atau say hi. Ia merupakan sebuah doa. 


Semoga kedamaian dilimpahkan kepadamu diiringi dengan rahmat dari Allah dan juga barakah dari Allah untukmu. Sungguh memiliki arti yang sangat luas dan indah sekali. Ucapan yang berasal dari bahasa Arab ini sangat universal karena digunakan oleh ummat islam di seluruh penjuru dunia.

Dewasa ini, ucapan salam nyatanya mempunyai “pengertian” lain. Beberapa kali seorang ustaz mendapat ‘tamu’ yang tak lain adalah tetangga yang rumahnya hanya berjarak beberapa meter dari rumahnya. Tamu tersebut kerap parkir mobil di halaman depan rumah ustaz.

“Assalamualaikum, Ustaz!” begitu sang pemilik menyapa tiap kali nitip parkir mobilnya di halaman rumah Ustaz.

Setelah mengucapkan kalimat salam itu, sang ustaz langsung paham “oh dia mau nitip parkir”. Dalam bahasa kodenya “Assalamualaikum” bermakna “ana nitip parkir di halaman rumah antum”. Padahal dalam keseharian jika bertemu jarang sekali mengucapkan salam. Lebih lagi sang tetangga tersebut dalam satu naungan gerakan dakwah. Ibaratnya tiap kali syuro kerap bareng, dauroh bareng bahkan kajian pekanan bareng. Namun, ya itu tadi, ucapan salamnya berlaku hanya untuk memarkir mobil.

Kejadian lain di tempat berbeda. Suatu kali penulis berkunjung ke rumah seorang kawan lama masa sekolah dulu. Sekadar menjalin ikatan agar tidak terputus. Sesampai depan rumahnya, pintu dalam keadaan terbuka. Penulis mengucapkan salam. Satu kali tak ada jawaban. Dua kali tak ada jawaban. Tidak bermaksud menengok ke dalam rumah yang hendak dikunjungi seperti yang disyariatkan Islam untuk tidak menengok ke dalam rumah bertujuan agar privasi pemilik rumah terjaga. Namun mata melihat langsung terlihat ada orang yang sedang menonton teve di ruang keluarga yang penulis yakin itu adalah teman yang penulis cari.

Ucapan salam ketiga alias yang terakhir, tak ada jawaban pula. Mau menelepon ponsel sedang tak kondusif. Akhirnya penulis memutuskan untuk balik kanan maju jalan. Tak lama ada panggilan.

“Hai, tunggu. Kamu ya?” ucap sang kawan itu bertanya.

Penulis tersenyum dan mengucapkan salam kepadanya.

“Maaf, maaf, tadi mengabaikan. Ternyata kamu yang uluk salam.”

Penulis mengangguk.

“Aku pikir tadi yang salam itu orang yang minta-minta ‘sedekah’.” Ucapnya tanpa tedeng aling-aling.

Astagfirullah al adzim. 



Sumber : www.BersamaDakwah.com

0 Response to " Benarkah Kalimat “Assalamualaikum “ Ada Yang Mengancam"

Post a Comment