Subhanallah, Inilah Kisah Perubahan Drastis Musisi Saat Kembali Ke Jalan Allah

Tahukah Anda - Inilah Perubahan Drastis Musisi Saat Kembali Ke Jalan Allah sebelum dan sesudah.
Walau berganti pakaian mereka tetap bermusik



Bila ada yg msh berpendapat bhw musik itu Haram lebih baik buka saja link ini :
Pandangan Seni Musik, Suara, Tari dalam Pandangan Islam
.
‪‎Mohon‬ maaf bila dari foto2 yg sy sertakan ini kurang berkenan dari yg empunya terlebih tidak minta izin sebelumnya.. krn keterbatasan sy yg pd akhirnya sy dapati dari berbagai sumber.
.
Semoga yg disaji di Album ini bisa menginspirasi kita semua. Aamiin.. 
.
Barokallohu fikum..
.

1. Irvan Sembiring, gitaris ROTOR (Thrash Metal legend)



Meski seorang dai, namun pada tahun 2010 Irvan kembali bermain musik metal dan mengibarkan Rotor. Mengganti lagu-lagunya dgn lirik-lirik yang diambil dari nilai-nilai al Qur’an dan hadits.


2. Derry Sulaiman (EKS Gitaris BETRAYER & GIBRALTAR)



Kisah HIjrah Derry Sulaiman (Ex-BETRAYER)



ROCKER Juga Manusia dimana dia akan kembali berubah jika yang Maha kuasa telah memberi hidayah padanya, seperti pada seorang gitaris band Thrash Metal Indonesia ini (Ex Betrayer)

Kehidupan Derry Sulaiman berubah drastis. Setelah menjelma menjadi seorang pendakwah, dan penyanyi religi. Seperti apa kisahnya?

Dikisahkan, Derry memutuskan hengkang sebagai gitaris Betrayer pada 1998. Pria bernama asli Deri Guswan Pramona itu kemudian hijrah ke Bali untuk meningkatkan kariernya.

“Saya niatnya mau bikin band yang lebih dahsyat lagi, yang lebih gila. Karena di Jakarta kan nggak sebebas Bali. Saya pengen jadi ‘orang gila’, pengen hidup bebas, jauh dari aturan-aturan. Namanya underground itu kan pemberontakan jiwanya,” kenangnya.

Setelah menetap di Bali, Derry bersama teman-temanya lalu membentuk band metal ‘Born by Mistake’. Usai merampungkan sebuah album, ia pun memberitahukan seniornya Irfan Sembiring yang merupakan pendiri band trash metal legendaris, Rotor.

Namun bukannya mendapat pujian, Derry justru sangat terperangah dengan jawaban sang senior. Bukannya dipuji atau diberi dorongan, Derry malah disuruh bertobat, dan mendekatkan diri ke Tuhan.

“Dia (Irfan) suruh saya ke masjid. Katanya, dunia ini nggak lama, hanya sementara. Jangan gaul sama ahli dunia terus. Saya jadi nggak nyambung. Kenapa Bang Irfan yang saya tahu dulu orangnya metal, brutal, tiba-tiba berubah ngomong agama. Ini ada apa?” kisahnya.

Semenjak diceramahi Irfan, pria kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, 1 Agustus 1978 itu hidup dalam kegalauan. Namun sejak itu pula, ia mulai memikirkan tentang tujuannya hidup.

Sejak memutuskan untuk ‘bertobat’ dari hidupnya yang urakan, Derry Sulaiman aktif menjadi pendakwah. Mantan gitaris band metal Betrayer itu pun mengaku punya banyak pengalaman pahit.”Berdakwah itu nggak gampang. Tantangannya sangat berat,” ungkap Derry di Masjid Madani, daerah Antapani, Bandung, Jawa Barat.
Dikisahkan pria yang mengenakan gamis warna cokelat dan sorban hijau muda itu, dirinya selama ini menetap di daerah Kuta, Bali. Ia pun aktif berdakwah dari pintu ke pintu, ke luar kota, bahkan hingga ke manca negara.

Di Bali, Derry juga aktif berdakwah ke berbagai diskotek dan kelab malam. Meski kedengarannya cukup ekstrem, sosok kelahiran Saniangbaka, Sumatera Barat, 1 Agustus 1979 punya alasan sendiri.

“Dakwah ini kan bukan hanya di masjid saja. Kalau dakwah di masjid saja sih, gampang,” ujar anak kedua dari lima bersaudara yang pernah belajar dakwah secara khusus ke India, Pakistan, dan Bangladesh tersebut.

Kata Derry, banyak pengalaman pahit yang dialaminya saat berdakwah ke berbagai tempat. “Diejek orang, diusir, dibilang sok alim, sok nabi, digeledah, dibilang teroris. Macam-macamlah. Orang-orang yang nggak suka banyak,” sahutnya.

Derry juga mengisahkan, dirinya pernah mengajak Sunu vokalis band Matta berdakwah ke tukang tempe di daerah Bandung. Namun sayang, ucapan mereka berdua kala itu sama sekali tak digubris

“Sunu kan tahu sendiri, artis. Siapa yang nggak kenal dia kan? Kita datang ke tukang tempe, itu kita ngomong nggak diliat. Dia tahu itu Sunu, artis yang datang. Tapi ketika urusan dakwah, orang nggak suka,” ucapnya.

Meski sering dapat perlakuan tak menyenangkan saat berdakwah, Derry tetap tegar. “Rasullullah SAW itu manusia terindah wajahnya, termulia akhlaknya. Keringatnya bau kasturi. Tapi itu saja dilempar batu ketika dakwah. Gimana kita?” ujarnya retoris.

Dikatakan Derry, semakin berat tantangan yang dihadapinya saat berdakwah, dirinya semakin yakin apa yang dilakukannya benar. Hal itulah yang membuat pelantun ‘Dunia Sementara Akhirat Selamanya’ itu teguh bak batu karang.

“Semakin tantangan itu berat, semakin besar iman yang masuk. Saya semakin merasa memiliki agama. Semakin banyak orang yang menentang nggak suka, semakin saya yakin ini benar,” tandasnya sosok yang memelihara jenggot itu.*[]


3. Yuke Semeru, MA (GONG 2000)

Kisah Hijrah Yuke Sumeru, dari Musisi Rock Menjadi Hafidz Qur'an
Siapa anak muda pecinta musik Rock Indonesia yang tidak mengetahui Gong 2000? Band yang digawangi oleh Ian Antono dan Ahmad Albar itu merupakan salah satu legenda musik rock di Indonesia.

Namun, hingar bingar musik rock itu akhirnya menjadi tidak berarti bagi mantan pemain bas Gong 2000, Yuke Sumeru. Kini kehidupan Yuke bertolak-belakang dengan masa lalunya yang kental dengan hingar-bingar rock. Ia kini telah menjadi seorang hafidz (penghafal) Al-Qur’an. Kehidupannya berubah drastis setelah meninggalkan musik dan menekuni agama. 

“Dulu semua hal bisa saya dapatkan, namun semua tetap kosong dan hambar. Kini kehidupan sederhana dengan harta utama Islam telah membuat saya merasa hidup ini lebih tenang dan lengkap,” jelasnya kepada hidayatullah.com di Bintaro sektor 9 tempat kediamannya. Sabtu (01/09/2012) kemarin.

Yuke juga membuktikan keseriusan hijrahnya dengan kembali bersekolah. Kesuksesan bermusik dan umur yang telah lanjut tidak lantas mematahkan semangatnya. Selama tujuh tahun kuliah iapun menuntaskan gelar Master of Al Qur’an (MA) di sebuah Sekolah Tinggi Ilmu Al-Qur’an di Jakarta. Demi cintanya pada agama dan ilmu al-Quran, ia harus membatasi pergaulan dengan teman-temanya di masa lalu. “Saya harus mengganti nomor telpon saya, agar teman-teman musisi tidak bisa menghubungi saya. Saya sadar untuk berubah saya juga harus mengkondusifkan lingkungan pergaulan saya,” jelasnya lagi.

Kini jalan dakwah sudah menjadi pilihannya. Lelaki yang memiliki sebuah usaha bisnis show room modifikasi mobil ini juga menolak menerima bayaran dari setiap aktivitas dakwahnya. Ia mengkritik sikap banyak da’i ditelevisi yang suka memasang tarif mahal dan berlagak seperti artis. Keresahannya itu juga membuat dia justru fokus pada dakwah di daerah kemiskinan.


4. Edi Kemput Gitaris GRASS ROCK

Nama Edi Kemput memang cukup dikenal di Surabaya. Sebab Grass Rock sendiri lahir di Surabaya pada 1985. 

Selama perjalanan karier bermusik, Grass Rock telah merilis empat album, Anak Rembulan (1992), Bulan Sabit (1993) dengan hitsnya Gadis Tersesat, album Grass Rock (1994) dengan hitsnya Datang Padaku, Dan terakhir Menembus Zaman (1999).

Empat tahun lebih Grass Rock Sebagai meraih kesuksesan grup rock papan atas di Indonesia. Tak salah bila banyak sohibnya di Surabaya terperangah melihat sosok Edi Kemput sekarang. Ya, dia memang berbeda jauh dibanding 20 tahun lalu. Edi yang dulu gondrong, kurus, dan dekil, kini berjubah, berjenggot, dan selalu memakai peutup kepala.

“Edi Kemput sekarang memang jauh lebih alim dan santun. Melihat saya cukup kaget setelah puluh tahun dia tak Bertemu, “tutur Ibnu Rusydi Sahara, sohib Edy Kemput, yang Bekerja di perusahaan media Ternama di Surabaya.

Saat tampil di panggung gaya Edi juga sangat sederhana. Tak ada lagi aksi Layaknya jikrak Jingkrak-gitaris rock. Dia hanya menggamit bibir saat merasakan nuansa melodius dalam lagu-lagu yang dibawakannya, seperti Prasangka, Anak Rembulan (Peterson), Bulan Sabit, Gadis Bersamamu, Dan Menembus Zaman.

Edi Kemput mengaku kehidupannya kini jauh lebih tenang setelah berupaya mendalami Islam secara sungguh-sungguh. Meski begitu, dia dapat melakoni dua ‘kehidupan’ yang berbeda, yakni sebagai musisi dan aktivis Islam. Sebagai musisi, Edi masih tetap eksis.

Edi sempat membantu Iwan Fals. Dia juga kerap tampil bersama Magenta Orkestra pimpinan Andy Rianto, yang mengusung sebuah “aliran” pop Orkestra.


5. Opick a.k.a Aunur Rofiq Lil Firdaus ex (SKET)


6. Sunu (Matta Band)


7. Ray (Nine Ball)


8. Sakti (Sheila On 7)


9.Madmor (Akhmad Abu Taqo) eks vokalis PURGATORY

Foto Atas : Madmor waktu Perform 
Foto Bawah : Caesar YKS dan Madmor


10. Berry (Saint Loco)

Berry mulai memeluk Islam sejak Jumat, 20 Maret 2015. Keinginan Vokalis band Saint Loco ini memperdalam Islam sudah ada sejak dua bulan yang lalu. Hal ini dikatakan teman dekat Barry, Essa Muhammad. 

Esa mengatakan, Berry mengucapkan dua kalimat syahadat di Yayasan Indahnya Sedekah milik Essa Muhammad Foundation kawasan Jakarta Selatan.

"Tubuhnya gemetar, Alhamdulillah sekarang sudah mualaf. Sebenarnya dia tertarik untuk masuk islam dua bulan lalu, saya bilang pelajari dulu dan yakinkah hati," kata Essa saat berbincang dengan Dream.co.id.

Esa menambahkan, keputusannya memilih pindah keyakinan berasal dari dirinya sendiri. "Dia sendiri yang bilang ingin masuk Islam. Saya tidak mengajak atau memaksanya. Setelah dia mempelajari, dia pun yakin," tutur Essa.

Atas pengumuman tersebut, tak sedikit yang memberi ucapan selamat dari para penggemarnya.

“Subhanallah..Alhamdulillah Ya Rabb. Selamat dan semoga istiqomah …Muhammad Berry Al-Fatah..” kata Rara Azizah salah seorang penggemarnya. [2]

Sejak menjadi mualaf, nama Barry pun berubah menjadi Muhammad Beery Al Fatah. Ketertarikan Berry dengan Islam diawali ketika dirinya mempedalam tentang dzikir.

"Saat dia belajar dizikir, Barry mengaku hatinya terenyuh. Kemudian dia menangis, tubuhnya semakin gemetar. Dia lalu ingat dengan dosa-dosanya, ingat kalau ada yang lebih besar dari dia. Di sini mungkin hidayah yang diterima kemudian memutuskan menjadi mualaf," ungkap Essa.

Jalan Barry menjadi mualaf diakui Essa bukanlah hal yang mudah. Pro dan kontra mewarnai perjalanan berhijrah pria yang pernah terkena siraman air keras ini.

"Sebelum masuk Islam, dia mengaku merasa tidak tenang. Terlebih saat musibah air keras itu, dirinya semakin berpikir mencari kenyamanan dan ketenangan hidup. Di sini Barry mulai ingin mengenal islam. Ada saja yang tidak suka, tetapi banyak juga yang mendoakan," kata Essa.

Dan Barry Manoch pernah mengalami nasib naas usai manggung di Malang, Jawa Timur, setahun lalu tepatnya Sabtu (26/10/2013) malam. Wajahnya dilempar dengan botol berisi air keras oleh seorang oknum saat Barry meladeni permintaan fans untuk berfoto dan membubuhkan tanda tangan.[2]

Tak hanya Barry yang menerima imbas berhijrah, Essa pun mengaku sering diteror yang diduga berasal dari penggemar atau orang terdekatnya.

"Saya juga diteror, bahkan diancam dibunuh. Mereka mungkin penggemar atau orang dekat Barry yang tidak suka, karena dulu dia itu pemuda yang taat dengan agama terdahulunya. Saya dibilang memaksa Barry jadi mualaf, padahal tidak," katanya.

Essa berharap hal ini tidak terus terjadi, "Keluarganya sudah tahu, ibunya Barry wanita yang bijaksana. Kaget sudah pasti, tetapi ibunya bilang kalau ini membuatnya bahagia ya jalanilah. Semoga tidak ada lagi yang menyalahkan orang lain atas hijrahnya Barry," harap Essa


11. Donny "Themfuck" (ex-JERUJI)



Di kalangan dunia band underground, namanya sudah dikenal luas. Dia adalah penguasa panggung metal sejak tahun 1996. Namun kini semua berubah, Donny Supriyadi alias 'Them_f**k' meninggalkan band Jeruji dan memilih mengaji.



detikcom bertemu dengan Donny di sela-sela pengajian di Masjid Al Lathiif, Bandung, Jawa Barat, Senin (10/8) malam. Pria yang akrab disapa Ayah itu dengan terbuka menceritakan kehidupannya dulu saat masih jadi vokalis band. Dia mengaku akrab dengan berbagai kenakalan rockstar pada umumnya, yaitu minuman keras, narkoba dan lain-lainnya.

"Sebenarnya sih setelah saya tahu sekarang, memang benar itu masa kelam. Tapi dulu mah nggak tahu itu teh masa kelam. Jadi seakan-akan dulu itu ketika melakukan maksiat kayak minum, mabuk-mabukan, narkoba, sedikit suka berpacaran, itu kan nggak boleh yah. Artinya dulu itu karena nggak tahu jadi seakan-akan benar," cerita Donny.

Malam itu, Donny memakai baju kaos hitam, berjaket dan celana hitam. Dia datang bersama ikon skater dan surfer Indonesia Fani Krismandar (Inong). Hadir juga eks pentolan Brigez Kiki Ahmad para puluhan pemuda lain yang pernah terlibat geng motor dan lain-lainnya. Dia tak bersedia difoto.

Mereka datang ke masjid untuk mengikuti kajian bersama ustaz Rahmat Baiquni dengan tema 'Tobat'. Donny dan rekan-rekannya memang rutin datang ke pengajian untuk berbagi dan bertanya soal masalah kehidupan sehari-hari.

Donny pun mengenang masa-masa tenarnya dulu. Setelah lulus SMA dia sempat hendak meneruskan kuliah, namun tak selesai. Akhirnya dia pun membuat band dan manggung dari satu tempat ke tempat lain. Tahun 1996, band itu berdiri dengan nama Jeruji. Band itu terkenal di kalangan underground karena musiknya yang cadas. Salah satu lagu yang populer adalah 'Lawan'. Sejak itu, Donny merasakan nikmatnya hidup sebagai 'bintang'.

"Di pergaulan di situ ya tahulah, anak band, apalagi underground. Terbuailah di situ. Mulai sering manggung, sering populer, banyak duit, tur ke mana-mana. Ya menikmatilah saya waktu itu, dengan tidak ada rasa menyesal. Mulai tato kan. Ya semualah yang dilakukan idola saya, saya ikuti," cerita ayah dua anak ini.

Donny menikah pada tahun 1998 dan memiliki anak pada tahun 2001. Namun, kehidupanya tak banyak berubah. "Tetap aja mabok mah mabok. Eeh, ini aib masa diceritain semua. Udah ah. Banyak aja, tapi nggak usah diceritain," imbuhnya.

Pada tahun 2012, Donny mulai merasa galau dengan kehidupannya. Menginjak usia 40, dia sudah melihat beberapa temannya yang hijrah. Dia pun mulai mencari-cari tahu soal arti hijrah, namun belum maksimal.

Saat itu, istrinya yang lebih dulu hijrah. Ibu, panggilan istrinya memakai kerudung dan rajin salat. Melihat itu, Donny pun jadi semakin bersemangat. Pria bertato Jeruji di tangannya itu mulai mengikuti kajian di Daarut Tauhid bersama Abdullah Gymnastiar (AA Gym). Hingga akhirnya mulai datang ke Masjid Al -Lathiif.

Tapi, di balik itu semua, ada satu alasan yang benar-benar membuat Donny hijrah yakni anak. Suatu waktu, anaknya disuruh salat, namun menolak karena ayahnya pun tak salat.

"Ka, salat subuh. Susah aja disuruh salat teh. Padahal dia teh udah agak rajin salat, saya mah nggak salat. Yang paling saya nggak sangka itu si kaka jawabnya ngapain salat, ayah aja nggak salat," terangnya.

Sejak mengikuti pengajian, Donny pun mulai merasa bersalah dengan apa yang sudah dilakukannya di masa lalu. Ayah mengingat lagi ketika ribuan fans-nya datang ke acara dalam kondisi mabuk.

"Ketika saya manggung kan teman-teman di bawah itu pada mabuk. Alah, ieu diajak ku urang atau kumaha? Terus kan bukan ratusan, ribuan. Kebayang kan jariyah. Dosa si itu ditanggung ku saya," ceritanya.

Keluar dari Jeruji dan Bisnis Baso

Setelah mantap berhijrah dan berkompromi dengan rekan-rekannya, Donny akhirnya keluar dari Jeruji pada awal tahun 2015. Dia sudah bertekad dan berniat untuk meninggalkan dunia musik dan fokus hijrah di jalan-Nya. Keinginan ini sempat mengalami penolakan, terutama karena Jeruji baru saja mengeluarkan album baru. Itu artinya, Jeruji kehilangan ikon yang selama ini menjadi ciri khas band tersebut.

Sempat muncul juga suara-suara sumbang saat Donny hijrah. Banyak rekan yang nyinyir padanya. Namun setelah diberi penjelasan, semua akhirnya bisa mengerti.

"Sempat dibilang ustaz sosmedlah, apalah. Kan saya suka sharing hadits. Biarkan mereka, suka ngomong kan riya, riya. Maneh weh, da nu nyaho niat urang mah Allah kan. Sebenarnya itu, tantangan dakwah itu teh gitu," ungkapnya.

Setelah keluar dari Jeruji, Donny kini punya usaha baso bernama Baso Mas Tato and Core Burger. Lokasi warungnya berada di Jl Ternate, Bandung, Jawa Barat. Dia kerap memposting menu-menu baso tersebut di akun media sosial. Tak jarang, selalu sold out alias habis terjual.

"Karena saya memang berniat, ya Allah mudahkan, saya ingin benar. Ternyata Allah mungkin mendengarkan doa saya, akhirnya Allah mudahkan jalan usaha dikasih sama Allah. Alhamdulillah saya cukup menafkahi keluarga dari warung," ceritanya.

Tentang Salat Bertato

Donny tubuhnya dipenuhi dengan tato. Mulai dari bagian dada sampai lengan, nyaris tak ada yang tersisa. Salah satu ikon tatonya adalah tulisan Jeruji di bagian lengan. Ibaratnya, Jeruji sudah mendarah daging di tubuhnya.

Dengan semua rajah di tubuh, bagaimana Donny menjalankan salat? Hal ini tentu saja jadi pertanyaan semua orang. Menjawab hal tersebut, Donny sudah tahu bahwa tato bisa menyebabkan secara fikih wudlunya tidak sah. Namun dia tetap berjalan terus.

"Emang kalau menurut fikih, wudlu saya tidak sah. Tapi itu kan syarat. Kalau kita mengedepankan syarat, tanpa kewajiban. Kapan salat saya?" jawabnya.

"Terus kan Allah maha pemurah, pengampun, pengasih. Jangankan yang banyak tato, kalau pembunuh yang tobatnya benar mah Insya Allah diterima. Biarkan orang ngomong apa pun, kita mah nggak butuh penilaian orang. Kita mah jalan aja terus," terangnya.

Setelah hijrah, apakah Donny kangen masa-masa di panggung dan ingin reuni? Dia mengaku tidak, meski ajakan itu selalu ada. Dia merasa kehidupanya di dunia yang enak-enak sudah berakhir. Kini dia fokus mengejar kehidupan di akhirat.

"Saya suka ngobrol sama ustaz, umur 40 itu penentuan, apakah mau bener atau tambah jadi. Saya mah milih udahan, da sieun (takut). Apalagi udah tahu kan ikut kajian terus, jadi semakin kecil, nggak ada apa-apanya," jawabnya.

Padahal, dulu waktu manggung keren banget ya?

"Wuaahh, bahaya kan itu bahayanya seorang penyanyi itu seperti seribu dai," tambahnya.
(avi/mad)


12. Barox 'HATE OF PAIN' band HC Surabaya



Kisah Barox sang gitaris yang sangat Islami ini berbeda dengan kehidupan para musisi yang ada di foto album Hijrah, karena Gitaris ini sedari kecil sudah Hijrah.

Barox ‘HATE OF PAIN’: Kami ingin memberi contoh positif kepada teman-teman

Surabaya tidak hanya memiliki DEVADATA dan FRAUD tapi band satu ini juga memiliki sejarah penting berkembangnya musik Hard Core di kota tersebut. Hate of Pain itulah mereka band yang terbentuk sejak 1999 dengan nama Gergaji Sick itu dulunya mengusung genre punk street di era 90an lambat laun mereka berganti nama menjadi Blasthink yang pada masa itu masih dihuni orang - orang lama seperti Johan, Janto, Mbah Teguh dan Hafid. Dengan formasi itu Blasthink sempat merilis mini album dalam format cassette. 

Beberapa tahun kemudian Blasthink berganti nama kembali menjadi Hate of Pain tepat di 2001 dengan berubah formasi kembali karena keluarnya Johan, formasi pada waktu itu adalah Janto (Bass), Hafid (Drum), Mbah Teguh (Gitar) & Koko (Vokal) dan di 2003 mereka kedatangan keluarga baru bernama Barox mengisi posisi lead guitar. 

Tepat di 2006 Janto yang pada waktu itu berasal dari malang harus out dari band karena harus ikut istri dan anak yang menetap di malang dan posisi janto digantikan oleh njink (Strike Ball). 

1 tahun kemudian band ini harus melepas kembali gitaris mereka Mbah Teguh karena keluarga juga. 

Hingga tahun 2009 Hate of Pain kedatangan keluarga baru kembali yang mengisi kekosongan guitar yang diisi oleh Gophel. Dan formasi solid terbentuk hingga saat ini adalah Koko (Vocal), Barox (Guitar), Njink (Bass), Hafid (Drum) dan Gophel (Guitar). 

Perjalanan panjang serta bergonta-ganti personil memang menjadi hal yang wajar bagi sebuah band untuk bertahan di belantika musik keras di negeri ini. penantian panjang 13 tahun lebih akhirnya terbayar sudah dengan lahir sebuah debut full album pertama dengan title album '12 YEARS STRONGER STRUGGLE AND VICTORY' dan berisikan 12 lagu yang siap menggempur telinga dengan sentuhan sound-sound hardcore usa style, album tersebut dirilis langsung oleh Label Forever Record dalam format digipack. [1]

Ketika ditanya tentang apa saja tema-tema yang diangkat dalam album HATE OF PAIN terbaru ini, sang gitaris, Barox, menjelaskan, “Tema dalam album perdana ini, masih seputar isu Brotherhood, Struggle dan Perdamaian. Misal dalam lagu “Save The World” kami menuangkan ke prihatinan kami atas nasib bumi yang tak lagi ramah karena arogansi manusia.”

“Contoh pada single lain, “Struggle”, kami mengajak untuk sama-sama berjuang dalam menjalani hidup, baik berjuang untuk diri sendiri ataupun memperjuangan hak kebenaran yang diyakini. Selain itu lagu-lagu lainnya temanya ttg sosial, dan tak ada lagu-lagu kami yang mengajak untuk ke arah sesuatu yang buruk atau negatif,” tambahnya.

Barox juga mengatakan pada single terakhir berjudul “Remember The Victim” dalam album perdananya itu ditulis khusus untuk mengenang korban kematian orang-orang yang berperang untuk sebuah kemerdekaan.

Maraknya band-band hardcore yang mengusung pesan-pesan negatif di scene hardcore nusantara, Barox memberikan penjelasan bahwa HATE OF PAIN tidak ikut dalam gerakan semacam itu.

“HOP tidak pernah memplokamirkan diri sebagai band yang bergenre dan movement ‘NEGATIVE HARDCORE’. Menjadi negatif itu pilihan. Bagi kami, movement dan attitude adalah utama, jadi sebisa mungkin HOP memberikan contoh yang postif bagi teman-teman scene. Tentunya mengajak ke arah yang positif. Berbuat baik dan persaudaraan,” [2]

Inbox saya dgn Kang Barox Hop tentang personil HOP : "Semua sudah ber proses menjadi ihsan, meski belum sempurna, tapi sudah 90 %"

"Semoga istiqomah, saya (kang Barox) memang yang mengawali, namun kami tetap berkarya lewat musik dan menebar pesan dakwah (positif) dalam lirik lirik kami" [3]


13. Aik Vokalis THE FORTY’S ACCIDENT



BAGI scenester punk/hardcore era 90-an akhir, nama THE FORTY’S ACCIDENT sudah tidak asing ditelinga mereka, khususnya di Surabaya. Mereka termasuk band hardcorepunk yang cukup dikenal dan produktif dalam memproduksi album. Band ini memang sempat bubar pada tahun 2000, namun kemudian terbentuk kembali pada tahun 2009 dengan formasi yang baru.
.
Dahulu, band ini dimotori oleh 5 orang, yang 2 diantaranya adalah kakak-adik, yaitu Jack dan Aik. Jack saat itu mengisi posisi vokal, sedangkan Aik sebagai gitaris. Sejak tahun 1997 hingga 2000, mereka sudah merilis 2 full album dan 1 EP dalam bentuk kaset, serta ikut dalam berbagai kompilasi.
.
Secara ideologis, band ini awalnya mengusung pemikiran anarkisme. Lirik lagu mereka semakin hari menjadi lebih politis dan militan. Namun pada saat mereka terbentuk kembali pada tahun 2009 lalu, pemikiran yang diusung oleh band hardcorepunk ini berubah 180 derajat. Mereka kini lebih banyak bicara tentang nilai-nilai Islam, khususnya dalam ranah amar ma’ruh nahi munkar.
.
Mengapa mereka berubah sampai sedemikian rupa? Ternyata ada beberapa alasan yang mendasarinya. Pertama, karena kakak-adik Jack dan Aik pada tahun-tahun 2000an awal mulai menyukai ceramah-ceramah Aa Gym.
.
“Saya dulu suka sekali beli kaset ceramahnya Aa Gym. Kami putar berulang-ulang sampai hafal isinya. Hehehe,” kata Aik.
.
“Satu hal yang membuat saya berubah, dari ceramah Aa Gym, dia mengajak kita untuk terus menerus mengoreksi diri kita lebih dulu ketimbang mengoreksi orang lain. Nah, ini yang sejak dulu nggak saya pikirkan. Saya pikir kalau ada ketidakadilan di masyarakat itu berarti pemerintahnya pasti yang nggak bener. Tapi sejak itu saya mikirnya beda. Saya jadi sadar kalau diri saya sendiri juga masih sering nggak bener, kok nyalahin orang lain,” lanjutnya.
.
Kedua, THE FORTY’S ACCIDENT berubah drastis menjadi sangat Islami karena dampak dari meninggalnya Jack pada tahun 2007 lalu, saat tidur malam. Saat itu, Jack sudah hijrah sepenuhnya, dan menjadi aktivis dakwah. Siang malamnya diisi dengan aktivitas yang memperdalam ilmu agama sekaligus membuat gerakan-gerakan dakwah lokal. Bagi Aik, adiknya, meninggalnya sang kakak adalah pelajaran berharga bahwa hidup ini harus berorientasi pada akhirat.
.
Sejak itu, Aik bertekad untuk mengikuti jejak Jack.
.
“Setelah kakak saya meninggal, saya masuk ke kamar tidurnya. Saya baca-baca buku peninggalan dia. Ternyata mayoritas buku-buku Islam! Saya bilang ke ibu untuk merawat buku-buku itu. Sejak itu saya jadi gila buku. Saya meniru semangat belajar yang selama ini dilakukan kakak saya,” kata Aik.
.
Sejak tahun 2009, formasi THE FORTY’S ACCIDENT berubah. Aik kini mengisi posisi vokal. Kemudian 3 personel lainnya adalah teman-teman baik Jack saat masih hidup. Mereka orang-orang yang hanif dan sama-sama ingin berubah menjadi orang yang lebih baik.
.
Dari formasi itu, THE FORTY’S ACCIDENT menghasilkan 2 album baru. Diantaranya “Against The Stream” (2010) dan “Between Regret and Hope” (2013). Kedua album itu dirilis dalam label Ghuraba Records, sebagaimana band-band lain seperti band melodic-punk KETAPEL JIHAD dan rapper SALAMEH HAMZAH.
.
Jika ditanya mengapa Aik masih memilih untuk berdakwah melalui musik, dia menjawab “Musik itu cuma alat. Buat mengirim pesan-pesan dakwah kami ke teman-teman kami yang masih belum tergerak untuk berhijrah. Kalau mereka diajakin pengajian jelas nggak mau. Makanya kami pakai musik hardcorepunk. Mereka baru bisa paham kalau pakai bahasa musik.”


14. Noor Al Kautsar (Ucay) ex Vocalis Rocket Rockers 



Noor Al Kautsar (Ucay) ex Vocalis Rocket Rockers berbagi kisah hijrahnya. “Prosesnya panjang ya, karena ini bagian dari proses pencarian juga."



Ditemui usai mengisi sharing story dengan KH. Abdullah Gymnastiar (Aa Gym), Noor Al Kautsar (Ucay) mantan Vocalist Rocket Rockers berbagi kisah hijrahnya, Ahad (28/6). “Prosesnya panjang ya, karena ini bagian dari proses pencarian juga. Ketika saya dulu jadi musisi, komunitas saya indie, underground. Tidak bisa dipungkiri juga di sana banyak isme-isme yang membahayakan seperti komunisme, punk, dan satanisme yang di adopsi dari barat,” tutur Ucay mengawali kisahnya.

Puncaknya ketika ia manggung di Yogya. Ada seorang perempuan bule naik ke atas panggung, kemudian loncat ke penonton. “Melihat perempuan bule itu loncat ke penonton hingga dua kali, hati saya bergetar. Wah ini nggak bener nih, saya kayak lagi mensoundtrecki dia untuk loncat ke penonton. Akhirnya suara musik yang hingar-bingar di panggung itu terdengar kecil, yang terdengar hanyalah suara hati saya yang teriak bahwa saya harus pergi dari tempat ini. You don’t belong here, out!” Kata Ucay.

Selepas menyelesaikan kewajibannya di band, ia mantap untuk keluar dari band tersebut pada tahun 2013. Kini, Ucay sibuk mendalami ajaran agama Islam, dan mengetuai sebuah komunitas Islam bernama Indonesia Tanpa JIL Chapter Bandung. Ia juga kini menjadi pengusaha. Usahanya yakni sepatu yang diberi merk ‘Forever Young crew’ dengan logo buah pisang.

Menurutnya Daarut Tauhiid (DT) juga memiliki peran penting dalam hijrahnya itu. “Menurut saya, Aa Gym itu ibarat dokter spesialis hati. Saya kalau lagi galau atau ada hal-hal yang tidak mengenakkan di hati, suka dengar ceramahnya Aa Gym ke DT. Ya meski tidak setiap malam jumat saya ke DT untuk ikut kajian Ma’rifatullah, tapi saya mengikuti twitter dan sosial medianya Aa,” ungkapnya.

Perkembangan DT yang cukup pesat juga menarik perhatian Ucay. “Saya senang sekali dengan perkembangan DT sekarang. Pendidikannya makin bagus, banyak gedung-gedung baru juga seperti Dome Central 5. Perekonomian warga sekitar pesantren juga jadi maju dengan adanya DT. Ya Islam itu memang begitu, mewarnai. Contohnya ya seperti apa yang sudah dilakukan oleh Aa Gym dengan pesantren Daarut Tauhiidnya,” pungkasnya.


15. Alfi Chaniago ex bassist band rock disco, THE UPSTAIRS



Kisah Hijrah Alfi Chaniago



Isi kantong Alfi Chaniago kini tidak setebal seperti dimasa tahun 2001 hingga 2007. Ketika masih aktif sebagai pemian bass bersama band rock disco, The Upstairs, Alfi biasa mengantongi uang Rp 3 juta per hari. Paling sedikit dalam sepekan dia mendapat 5juta rupiah.

“sekarang, ana harus kerja sebulan untuk mendapatkan penghasilan sebesar itu,” kata Alfi yang kini bekerja sebagai editor video salah satu situs dakwah salafi di Jakarta.

Alfi mengaku, hari- hari bergelimang harta itu penuh dengan hura- hura. Hidupnya glamou, namun uang- uang itu habis begitu saja, entah kemana, kuliahnya di institut kesenian Jakarta ( IKJ ) jurusan sinematografi pun terbengkalai.

Saat di puncak karir, Alfi dan bandnya memang terikat kontrak dengan perusahaan rekaman besar , major lebel. Namun Alfi dan band-nya berangkat dari label rekaman independent, sebagai bagian komunitas underground di Jakarta.

Alfi mengaku kenal Underground sejak 1 SMA, kemudia membentuk band The Upstairs ketika kuliah di IKJ pada tahun 2001. Kesan pemberontakan, bebas tanpa batas dan kesan keren yang menjadi citra Underground telah memikat Alfi kala itu.

Namun, pada 2006, Alfi mulai gelisah dengan pola hidup hedonis yang dijalaninya. Dan, tidak ingin hidup seperti itu selamanya. Alhasil, Allah mempertemukannya dengan sahabat lamanya yang telah hijrah dari underground dan tekun sebagai penuntut llmu dikajian – kajian Jamaah Salafi di Jakarta.

Alfi mulai ikut kajian. Dari kajian-kajian itu, Alfi memahami bahwa music adalah sesuatu yang dilarang dalam Islam berdasarkan hadist – hadist Nabi SAW dan beberapa keterangan sahabat. Meski berat, dia terima semua itu walau belum bisa meninggalkan music sepenuhnya.

Sampai akhirnya dia mantap untuk mangkat dari music. Rambut ikal semi kribo yang menjadi daya tariknya di band dia babat habis. Pada tahun 2007, dia memutuskan keluar dari band, meski keputusannya disayangkan banyak orang. Namun, Alfi dan bandnya masih terikat kontrak untuk tampil empat kali lagi.

“Di Bali, Bandung dan dua kali di Jakarta,” kata Lajang kelahiran 1982 ini.

Dengan berat hati, Alfi menjalankan sisa kontrak itu, sebelum benar – benar hijrah menuju Islam. Setelah itu, semua ajakan bermusik kawan – kawan ditampiknya. Semua kawan bermusiknya ditinggalkannya. Dia bahkan sempat bekerja serabutan sebagai kurir jasa ekspedisi.

“Bukan ana nggak mau berdakwah kepada mereka, karena ilmu ana belum mumpuni dan tidak punya power,” Ujarnya seraya berharap teman-temannya bisa menerima hidayah Islam.


16. Lala ex Gitaris band Death Metal FORCE KIDTS (Kalimantan)

Ketika aku dihina, dimaki, bahkan ditinggalkan oleh orang2 terdekat dan orang yang kucintai. Tidak apa... Ada Allah yang senantiasa menemani langkahku.
.
Mengapa aku harus malu Ketika berubah menjadi baik ?
#Mengapa aku harus bersedih hati ketika banyak orang yang menertawakan tatoku dan ibadahku ?
#Mengapa aku harus sedih Ketika orang yang kucintai memilih untuk pergi ?
#Mengapa aku harus risau karna berjalan sendiri ketika aku berusaha menghidupkan sunnahNya?
#Masing2 dari kita akan pulang sendirian. Maka jangan takut ketika di dunia kita berjalan sendiri. Jangan takut selama masih dibumi Allah.
#Jangan tunda niat baikmu menutup aurat karna yang sehat dapat mati duluan.
#Jangan tunda niat mengulurkan jilbab panjangmu keseluruh tubuh karna ajal ga nunggu taubatmu.
#Jangan tunda niat menuntut ilmu agama. Karna diakhirat kelak akan Allah tanya digunakan apa waktu hidupmu selama didunia.
#Jangan tunda hijrahmu dalam meninggalkan harta yang haram. Karna Allah ga akan nunda kasih rejeki yang halal dan barokah.
.
#Lebih baik dihina karna berubah jadi baik. Daripada dihina karna kemaksiatan.
#Lebih baik dibilang mantan pecandu narkoba, mantan pezina, mantan pencuri, mantan preman daripada mantan ustad / ustadzah.
.
Jangan malu akan dosa yang menggunung. Karna Allah senantiasa sayang pada hambaNya yang mengakui dosanya lalu bertaubat.
.
Jangan ragu jadi baik karnaNya, karna Allah ga akan ragu angkat derajat seorang pendosa menjadi ahli surga karna perjuangannya menjadi hamba Allah yang tegar dijalanNya


17. Amy (SEARCH)
 




18. ABDUL Malik (Band Punk Asal Inggris)



ABDUL Malik adalah mantan punk yang radikal dari Inggris. Entah siapa nama aslinya sebelum masuk Islam. Namun, pengalaman hidupnya ketika mencari jalan yang benar sangat menarik untuk disimak. Pada akhirnya dia memeluk Islam dan menjadi orang yang paling bangga dengan kehadiran islam dalam hatinya. Mari kita simak cerita yang disampaikannya kepada beberapa situs Islam dan dokumentasi video di Youtube.comdibawah ini:

Saya masuk Islam 24 tahun yang lalu. Sebelum itu, saya adalah seorang musisi haevy metal punk. Saya tumbuh dalam didikan yang bagus tapi saya dulu seorang pembangkang. Saya seolah versi manusia dari iblis jika dilihat dari cara saya menjadi seorang pembangkang. Saya waktu itu nggak mau tunduk kepada siapapun. Saya menanyakan semua hal yang saya temui. Saya menanyakan tentang sejarah. Saya bertanya tentang ada sejarah dan ada pula yang dinamakan sejarah “menurut dia”. Ada kebenaran dan ada juga yang namanya kebohongan, dan saya melawan segala bentuk tradisi orang Inggris dalam segala hal.

Saya nggak pernah mabuk, saya nggak pernah melakukan satu itu, tapi secara pemikiran, saya orang yang paling suka menentak sistem, melawan pemerintah, yang menurut saya selalu tidak adil. Saya biasa melakukannya melalui musik. Jadi saya menjadikan musik sebagai alat mengkritik pemerintah, mengkritik masyarakat dimana saya berada. Memikirkan hal itu membuat saya merasa bahagia.

Kebahagiaan tidak berasal dari luar. Kesenangan menurut saya berasal dari dalam hati. Sekarang saya paham dengan yang apa itu kebahagiaan, seperti air, kehidupan itu sendiri, datangnya dari Allah Subhanahu wa ta’ala. Saat itu saya berpikir kalau saya bisa menciptakan kebahagiaan dalam diri saya melalui musik. Saya pikir dengan menjalankan ide-ide saya sendiri dan ide-ide kawan-kawan lainnya, bisa membuat hidup saya terasa lengkap. Apa yang sudah saya lakukan?! Saya bermain musik keras dan saya membuat satu generasi menjadi tuli. Dan saya bertato, saya dulu juga pernah pakai pierce (lubang besar di telinga-ed), jauh sebelum orang-orang memakai yang semacam ini. Sekarang ini jadi hal yang biasa.

Lalu, 20 tahun yang lalu, ini masih menjadi hal yang nggak umum dan nggak biasa. Jika kalian lihat bekas lubang yang ada ditelinga saya, itu bukan luka bekas perang di Afghanistan. Sayangnya, itu karena kebodohan saya sendiri. Tapi kami dulu melakukan ini semua. Kami sekarang harus hidup menanggung konsekuensinya. Bisa dikatakan kalau apa yang dulu pernah saya lakukan itu akibat dari kemarahan saya, kemarahan terhadap berbagai alasan. Marah kepada masyarakat, marah kepada hal-hal yang saya nggak paham, marah kepada fakta bahwa harus menjadi lebih dalam hidup dibandingkan hanya sekedar properti, uang dan kekayaan. Ini semua yang dianggap oleh semua orang sebagai “makna hidup”.

Saya dulu selalu berpikir bahwa ada Tuhan dan saya selalu menanyakan dimana sebenarnya Dia. Saya melihat ke setiap isme-isme. Saya pernah kuliah di universitas yang bagus, namun saya berargumentasi melawan segala hal, dan pada akhirnya, suatu hari, saya sempat melihat ke agama Kristen, dan mereka mengatakan bahwa Allah subhanahu wa ta’ala memiliki anak. Dan saya nggak bisa menerima hal ini. Jika Allah membutuhkan seorang anak, itu berarti Dia memiliki kelemahan. Dia butuh penerus. Jika kamu punya seorang anak, kamu bakal mati, dia akan mengambil alih semuanya. Kenapa kamu membutuhkan ini jika memang kamu Maha Kuasa dan Maha Segala-galanya? Jadi ini nggak masuk akal.

Kemudian saya belajar tentang agama Hindu. Dan mereka menyembah patung-patung. Dan saya mengatakan kepada salah satu diantara mereka, “Jika saya hancurkan patungmu, akankah patungmu itu akan datang dan melukai saya?” Waktu itu saya belum tahu apa-apa tentang Islam. Dan dia bilang “Kamu tahu, itu bakal mendatangkan hal buruk.” “Jadi jika saya banting patungmu itu ke lantai, maka dia akan membunuh saya?!” Saya rasa itu konyol. Sangat tidak masuk akal.

Saya sempat mencari tahu tentang agama Yahudi. Saya pikir, well saya nggak bisa jadi penganutnya karena ini bukan sekedar agama, Yahudi juga merupakan ras ternyata. Dan saya tidak punya keturunan ras Yahudi. Jadi bagaimana saya bisa bergabung jika saya nggak ikut kelompok mereka? Ini jelas nggak masuk akal juga. Saya berpikir bahwa Tuhan itu mampu menciptakan segalanya. Tidak hanya satu kelompok orang.

Lalu saya melihat-lihat filosofi-filosofi yang beraneka ragam. Marxisme, ism, skisme, skisme dan isme… dan pada akhirnya, semuanya adalah bikinan manusia, diciptakan, dan dibuat oleh ego-ego yang terdapat dalam diri manusia itu. Dan ini, yang membuat saya gagal paham.

Bertahun-tahun lalu, saya pernah berjalan-jalan di Kensington High Street, dan seorang pria membawa leaflet. Dan dia sedang melakukan dakwah disaat belum ada orang lain yang berdakwah ditempat itu. 20 tahun yang lalu belum ada orang mendakwahkan Islam disana. Sangat jarang sekali orang yang masuk Islam. Jadi saya tertarik mengambil leaflet itu dan melihat satu kata didalamnya yang berbunyi “Islam”, dan saya berpikir, “Apaan nih?”

Disaat saya masih sangat kecil, nenek saya mengajak saya ke Hyde Park, dan saya pernah melihat ada grafiti tulisan Arab di tembok, dan saya menyukai tulisan itu. Dan saya pernah berharap kalau suatu hari saya bisa membaca maksud yang dituliskan dalam grafiti itu. Disuatu tempat, didasar yang paling dalam, hal itu pasti masih tersimpan di hati saya, karena ketika saya melihat leaflet itu, ada tulisan “Islam” didalamnya, makanya saya tertarik untuk mencari tahu lebih banyak.

Kemudian ada beberapa buku tentang Islam, saya temukan satu. Karangan Ghulam Sarwar, judulnya “Keyakinan dan Ajaran Islam” dalam edisi pertama (kini sudah edisi ke 9). Sebuah buku edisi kuno. Saya baca buku itu. Dan saya melihat lagi ada tulisan arab disana, dan saya berkata “Ah! Jadi agama ini yang punya tulisan macam ini!”

Tulisan itu seperti yang saya lihat ketika masih kecil. Apaan sih ini? Waktu itu saya punya pemahaman seni yang bagus dan saya menganggap skrip itu bagus. Dan diantara skrip-skrip lainnya, ini merupakan skrip paling bagus didunia! Dan saat saya pandangi, dan saya terus-menerus baca, akhirnya saya menemukan satu hal.

“Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyanyang.”

“Katakanlah: “Dia-lah Allah, yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tidak pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.” (QS. Al Ikhlas ayat 1-4)

Inilah yang mengubah hidup saya. Untuk mengatakan bahwa Allah adalah satu-satunya. Untuk mengatakan bahwa tidak ada satupun makhluk yang serupa dengan-Nya. Jika kamu punya arsitek yang berjumlah sangat banyak, maka mereka pasti akan bertengkar satu sama lain, dan mereka akan bercerai-berai. Harus satu. Ikhlas. Untuk mengatakan bahwa Allah adalah Satu, Yang Maha Kekal. Dan Dia memiliki kekekalan itu. Jika disana tidak ada kekekalan, tidak ada kesempurnaan, dia tidak bisa menjadi Tuhan bagi semesta alam. Tentu saja! Kita adalah ciptaan-Nya, yang berbeda dengan-Nya. Dia tidak membutuhkan anak, tidak butuh istri atau sesuatu apapun dimuka bumi ini. Dia juga tidak dilahirkan. Bagaimana mungkin Dia dilahirkan dari sesuatu yang lain? Jika ada sesuatu yang lain yang menciptakan-Nya, pasti itu jauh lebih powerful. Dan itu hanya Allah saja.

Terkait dengan mengucapkan dua kalimat syahadat, saat itu tidak ada satupun orang yang ngajakin saya. Saya waktu itu juga tidak ingin bertanya banyak-banyak kepada laki-laki yang sedang berdakwah dijalanan itu, karena kondisinya ramai orang berlalu-lalang. Tidak ada benda apapun disana, tidak ada literatur apapun, kecuali meja kecil yang bertuliskan “ambil leafletnya, saudaraku!”. Selain itu nggak ada apapun lainnya. Saya melihat kebelakang dan berpikir tentang Islam lagi. Saya tidak boleh berpikir parsial kepada komunitas tertentu. Saya juga nggak boleh membuat batasan untuk mengenali apa itu Islam.

Dan kemudian, disaat saya melihat kembali tentang Islam, kemana saya harus pergi? Makanya saya langsung buka-buka buku telpon. Yes! Ternyata ketemu nomer telpon mereka di buku telpon saya. Saya melihat nomor telpon Masjid London Sentral, di Regent Park. Lalu saya memutuskan pergi kesana.

Saat saya kesana, saya berpenampilan dengan rambut dicat warna biru menyala, rambut panjang, telinga penuh dengan anting-anting, tato dimana-mana, dan memakai ikat pinggang penuh dengan selongsong peluru. Saya masuk kesana dan melepas sabuk penuh selongsong peluru itu karena saya khawatir bikin heboh orang-orang disana. Saya berusaha mengikat rambut saya kebelakang. Saya berpenampilan serapi mungkin yang saya bisa. Saya bilang ke mereka kalau saya ingin bersyahadat. Mereka kaget dan mereka tidak banyak berbicara dengan bahasa inggris ternyata. Mereka hanya memandangiku. Saya bilang “Bisakah kamu mencarikan saya orang yang bisa berbahasa inggris?” Akhirnya mereka memanggil orang bernama Abdullah, yang saat itu adalah sekretaris masjid London. Dia berkata, “Apa yang kamu ketahui tentang Islam?” Saya memberitahunya tentang apa saja yang saya baca. Saya orang yang gila membaca, sehingga saya terus membaca. Dia sangat terkejut, dan dia bilang “Ok! Saya pikir kamu sudah mengerti, tapi kamu harus tahu bahwa kamu nggak bisa berpenampilan seperti ini”. Lalu saya jawab, “Saya nggak pengen kelihatan seperti sekarang ini tapi saya butuh waktu untuk melakukannya. Saya bisa merubahnya, tapi saya butuh kemantapan lebih dulu.

Saat itu saya bersyahadat pada tanggal 4 Februari 1986.*[]
Sumber: http://punkmuslim.org/mantan-punk-yang-radikal-ini-masuk-islam/

1 Response to "Subhanallah, Inilah Kisah Perubahan Drastis Musisi Saat Kembali Ke Jalan Allah"