Tahukah Anda - Seorang muadzin ditangkap aparat keamanan. Penyebabnya, ia meminta suara musik dikecilkan saat memasuki adzan Dzuhur
Muadzin ini bernama Eka Ramadhana ini dari Masjid Muhsinin Labuhan Baru Sumatera Utara. Ia meminta panitia perayaan HUT ke-71 Kabupaten Labuhan Baru untuk mengecilkan suara musik saat memasuki waktu adzan Dzuhur.
Namun, seperti dilansir dari Medansatu.com, panitia tetap melangsungkan kegiatan yang telah masuk persembahan tarian dari berbagai etnis. Padahal suara adzan dari Masjid Muhsinin yang hanya berjarak sekitar 20 meter tersebut sedang berkumandang.
Karena musik yang berasal dari acara HUT Kabupaten itu sangat keras, Ramadhana mendatangi protokol di atas pentas dan meminta agar acara untuk dihentikan sementara. Namun protokol menyarankannya agar menemui panitia di bagian podium.
Karena sarannya tampak tidak didengarkan oleh pihak panitia, Ramadhana kembali ke Masjid untuk menunaikan Sholat Dhuhur. Saat melangkah menuju arah masjid Muhsinin, Ramadhana malah dikejar puluhan panitia, sejumlah petugas dari Satpol PP serta aparat dari Mapolres Labuhanbatu. Petugas membawanya dengan cara mengapit lehernya.
Aksi pengamanan Ramadhana akhirnya menghebohkan masyarakat setempat. Puluhan warga akhirnya mendatangi Mapolres Labuhanbatu, untuk meminta agar Ramadhana dilepaskan.
Saat ditemui wartawan di rumahnya, Ramadhana mengaku, awalnya ia meminta kepada panitia di pentas agar suara musik dikecilkan, karena adzan sedang berkumandang. Namun dia disarankan agar menemui panitia di tribun utama, tempat di mana undangan duduk.
Setelah ditemuinya dan kembali menyarankan agar suara sound system acara tersebut dikecilkan, oknum petugas Satpol PP malah sontak memarahinya. Di sanalah terjadi argumen, hingga akhirnya dia dikejar puluhan panitia maupun aparat kepolisian.
“Saya hanya minta suara loudspekernya dikecilkan, karena suara adzan, tapi saya malah dimarahi. Tidak ada saya memaki, cuma pas mau shalat saya dikejar, ya larilah saya dan ditangkap ramai-ramai,” ujar Ramadhana seperti dikutip Islamedia.
Sejumlah warga pun menyesalkan sikap panitia acara tersebut. Mereka beranggapan panitia yang dipercayakan menggelar acara tidak mempertimbangkan waktu adzan shalat Dzuhur.
“Bikin malu saja panitianya itu, apa pun ceritanya itu adalah kesalahan panitia. Seharusnya panitia tahu itu jam shalat. Masak tak dipikirkan suara adzan dari dua masjid disekitar tadi, saya saja mendengarnya, jelas kalipun. Selaku PNS sayapun malu,” kata seorang PNS.
Sementara Bupati Pemkab Labuhanbatu, H Pangonal Harahap dimintai tanggapan sesaat akan memasuki mobil usai acara mengatakan itu merupakan bukan insiden. “Itu bukan insiden, cuma hanya kekhilafan. Sudah saya panggil tadi panitianya,” kata Pangonal. [Siyasa/Tarbiyah.net]
Sumber : Medansatu
sungguh tidak adil
ReplyDeleteSELAPUT DARA BUATAN KEMBALIKAN KEPERAWANAN
ALAT PEMBESAR PENIS ALAMI
ALAT BANTU SEX PRIA
ALAT BANTU SEX WANITA
OBAT KUAT PRIA
OBAT PELANGSING BADAN ALAMI
OBAT PERANGSANG WANITA
AKSESORIS SEX PRIA WANITA
CELANA HERNIA MAGNETIK
OBAT PEMBESAR PENIS