Tahukah Anda - Keluarga almarhum Amirullah Adityas Putra yang tewas di tangan kakak seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP) Marunda menolak mentah-mentah tawaran Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.
Sitti Aminah, ibu kandung menyebut Menteri Perhubungan menawari kakaknya agar Amarullah yang merupakan saudara kembar Amirulloh, untuk masuk ke STIP.
Tawaran itu diterima Sitti pada Rabu (11/1/2017) malam.
Sitti langsung menolak dan melarang keras sang kakak, Amirullah, untuk masuk ke STIP.
"Saya bilang ke Amar, tidak usah!" kata Sitti di rumah duka, di Jalan Warakas III Gang 16 RT 07/14, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Kamis (12/1/2017).
Amarullah memang sempat mendaftarkan diri ke STIP, namun tak lulus lantaran giginya ada yang berlubang.
Amirullah Adityas Putra saat bersama kembarannya Amarullah Adityas Putra
Amirullah Adityas Putra saat bersama kembarannya Amarullah Adityas Putra
Angan-angan Amirullah yang saat itu ingin menjadi pelayar dan nakhoda, kata Sitti, telah pupus, akibat kekerasan fisik secara brutal yang telah dilakukan oleh senior adiknya di tingkat II STIP, Selasa (10/1/2017) lalu.
"Saya tidak mau anak saya ini (Amar) menjadi korban dari STIP lagi. Cukup satu saja. Saat ini pun saya belum ikhlas terkait kepergian Amirullah. Saya bilang ke Amarullah, 'tidak perlu kamu sekolah di STIP!!!'," tuturnya.
Amarulloh (19), saudara kembar sekaligus kakak Amirullah Adityas Putra (19) yang tewas akibat dianiaya seniornya di Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran (STIP), mengaku mengetahui sang adik telah mengalami kekerasan sejak dua minggu lalu.
"Dua minggu lalu saya ketemu, saya tanya ada kekerasan enggak di kampus. Dia (Amir) bilang enggak ada. Saya buka paksa kausnya, di perut dan dadanya ternyata ada lebam," ungkap kembaran korban yang akrab dipanggil Amar, di rumah duka Jalan Warakas 3 Gang 16, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017).
Amar menanyakan perihal luka lebam tersebut, lantaran Amir tak pernah bercerita apapun.
"Katanya yang mukul adalah orang Padang, namanya Iswanto yang sering melakukan. Dia (Amir) bilang ini biasa, namanya juga drumband," kata Amar.
Pelaku yang melakukan pemukulan terhadap adiknya itu ternyata sama dengan yang ditangkap oleh polisi.
Alasannya, karena ia ikut drumband, dan kalau jadi calon tam-tam makanya harus diprosesi terlebih dahulu.
Amirullah Aditya Putra bersama saudara kembarnya
Amirullah Aditya Putra bersama saudara kembarnya Amarullah Aditya Putra
Amar mengaku terakhir kali bertemu Amir pada Minggu (8/1/2017) pekan lalu, saat ia mengantarkan sang adik kembali ke asrama usai waktu pesiarnya habis.
"Hari Minggu saya antar ke kampus jam 12. Di jalan dia cerita kalau sekarang sudah dipindahin ring. Ring-nya enggak enak karena seniornya itu lebih kasar," paparnya.
Amar juga menceritakan bahwa sang adik pernah mengalami suatu kasus di kampusnya.
"Katanya sedang ada kasus soal buang sampah. Jadi temannya buang sampah, satu kena, semua kena," katanya.
Dede, tetangga korban, mengaku mendengar cerita lain dari Amar yang dinilai sebagai pertanda kepergian Amir.
Jenazah Amirullah Adityas Putra usai disalatkan, langsung dimakamkan di Budhi Dharma, Semper, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu (11/1/2017). (Tribunnews/ Yurike Budiman)
"Amar cerita, di hari terakhir itu dia anter si Amir ke asramanya pas hari Minggu (8/1/2017). Pas di jalan, masih di motor, si Amir bilang "Mar, doain gue ya biar bisa ketemu keluarga lagi". Tapi si Amar enggak paham, masih belum ngeh kalau itu pertanda kali ya," beber Dede. (*)
Sumber : Tribun
0 Response to "Tengah berduka Menhub malah tawarkan Kembaran Amirullah untuk Masuk STIP, Keluarga tolak mentah mentah "
Post a Comment